Jumat, 18 Agustus 2017

Kolam Renang Pertama di Samarinda Tempo Dulu

Albert Gelissen adalah orang Belanda yang pernah tinggal di Loa Kulu (kini masuk Kabupaten Kutai Kartanegara) kisaran tahun 1948 karena mengikuti sang ayah yang bertugas di Oost Borneo Maatschappij (OBM). OBM sendiri merupakan tambang batu bara yang beroperasi sejak kisaran tahun 1888. 

Pada suatu kesempatan bertamasya ke Samarinda, Gelissen bersama temannya, Nico, berkesempatan bermain di kolam renang yang ada di bukit yang kini menjadi unit Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Samarinda, di Kampung Jawa.

Saat ini, kolam renang tersebut difungsikan sebagai kolam saring/kolam endap dari air baku yang diproduksi oleh PDAM Samarinda.
Berikut ini terjemahan catatan Albert Gelissen.
".. Lewat tengah hari, kami sampai di Samarinda. Kapal yang kami naiki berhenti dekat dengan klub dan lapangan tenis yang berada pada bagian kaki dari suatu bukit yang besar. Nico mengetahui bahwa kolam renang ada pada bagian atas bukit ini.
Dilengkapi dengan makanan dan minuman, handuk dan baju renang, kami berjalan ke atas bukit. Para perempuan pergi ke pasar, berharap memperoleh sayuran maupun daging kalengan, sebagai selingan dari menu harian yang terasa menjemukan.
Kami kemudian sampai di kolam renang dan duduk di tepi kolam. Saat ini (di tahun 1948, Red) hanya ada beberapa pekerja yang membuat tempat ini tetap bersih. Kolam renang tersebut tidaklah besar namun amat bagus. Seluruhnya diberi tegel berwarna putih dan biru.
Baik Nico maupun saya tak dapat berenang sehingga kami hanya berada pada bagian tepi kolam yang lebih dangkal, di mana kami masih bisa berdiri. Ada bola yang kami mainkan. Matahari bersinar sepanjang waktu tatkala kami di kolam renang. Tempat tersebut benar-benar jernih airnya. Ada beberapa orang lagi bersama kami dan tak ketinggalan juga beberapa anak-anak. Tahu-tahu ibu kami kembali. Kami kembali berpakaian dan bergegas pergi, karena kapal akan segera kembali (ke Loa Kulu)..."

Referensi: 

"Albert Gelissen, Sjilvender en bioloog", www.sjilvends.nl/506gelis.html, diakses 18 Agustus 2017.

Penulis: Fajar Alam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Revitalisasi Pecinan Samarinda