Sabtu, 17 Maret 2018

Telusuri Sejarah Lokal untuk Lestarikan Lingkungan


Penelusuran sejarah lokal sama pentingnya dengan pelestarian lingkungan dan ekosistem. Adalah ironi, Kalimantan tempo dulu dibanggakan dengan istilah paru-paru dunia tapi sekarang di Kaltim dicanangkan visi "Kaltim Green". Hal ini dituturkan Syamsul Rijal dalam Seminar Sejarah Lokal di Benua Etam, Sabtu, 17 Maret 2018 di Ruang Senat Lantai 3 Dekanat FKIP Universitas Mulawarman, Kampus Gunung Kelua.
Syamsul Rijal yang juga Ketua Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Unmul itu tampil sebagai satu dari pembicara yang khusus membahas subtema "Kaltim dalam Lingkaran Ekolinguistik". Ia menyoroti kerusakan ekosistem yang bisa berdampak pada punahnya kearifan lokal.
Syamsul mencontohkan, masyarakat Dayak memiliki banyak kosakata untuk menyebut sebuah kawasan hutan, dibedakan dari usia ekosistemnya. Apabila hutan mereka dibabat untuk kepentingan industri atau pertambangan, maka kosakata tersebut tidak lagi diverbalkan sehingga lambat laun akan hilang dari masyarakat.
Sementara itu, Fajar Alam pada giliran pertama sebagai pembicara menguraikan "Sejarah Kejayaan dan Keruntuhan Kota Tambang di Tanah Kutai". Wilayah Kutai yang dimaksud Ketua Dewan Pengurus Lembaga Studi Sejarah Lokal Komunitas Samarinda Bahari (Lasaloka-KSB) ini meliputi juga Kota Samarinda, lokasi Belanda pertama kali membuka penambangan di Palarang.

Tema sentral seminar sebenarnya adalah "Meneropong Geo-Historis Lingkungan dan Prospek Sumber Daya Alam di Benua Etam". Dua pembicara lainnya ialah Pradarma Rupang (Dinamisator Jaringan Advokasi Tambang Kaltim) dan Dr. Jamil, S.Pd., M.Ap. (Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Unmul).
Pradarma Rupang membahas "Potret Eksplorasi SDA dalam Bidang Pertambangan di Lingkup Kaltim". Aktivis lingkungan ini berfokus pada dampak negatif dari operasional pertambangan dan pelanggaran hukum dalam pengelolaan tambang. Sementara itu, Jamil membahas "Peran Dunia Pendidikan dalam Menjaga Pelestarian Lingkungan dan SDA di Benua Etam".
Seminar yang dimoderatori oleh Aksan Al Bimawi (dosen Pendidikan Sejarah FKIP Unmul) ini dihadiri oleh mahasiswa dan undangan dari pelbagai lembaga serta komunitas. Acara dibuka secara resmi oleh Kepala Biro Akademik dan Kemahasiswaan Rektorat Unmul, Drs. La Hasan, M.Si., usai penyampaian sambutan oleh Wakil Dekan III FKIP Unmul, Dr. H. Masrur Yahya, M.Hum.

Pemberian cenderamata oleh Ketua Prodi Pendidikan Sejarah kepada Kepala BAK Rektorat Unmul

Peserta dari HMI Korkom Unmul menyampaikan tanggapan

Peserta dari Kohati Unmul menyampaikan tanggapan
Penulis: Arief Rahman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Revitalisasi Pecinan Samarinda