Kecamuk Perang Pasifik antara Jepang dan Sekutu
1942–1945 meninggalkan jejak di Kalimantan Timur. Ada sumber minyak yang jadi
rebutan. Tarakan, Balikpapan, dan Sanga Sanga, tiga di antara kota sumber bahan
bakar mesin tempur yang jadi sasaran bombardir.
Jepang yang sudah tiga tahun menduduki Kaltim
makin kewalahan. Pasukan Sekutu bersiap merebut Kota Balikpapan dari jalur laut
dan darat. Caranya, sebuah regu intelijen dikirim ke lokasi antara Balikpapan
dan Samarinda. Lokasi itu kini adalah Kecamatan Samboja.
Semula, Samboja merupakan satu dari kecamatan dalam
Kotamadya Samarinda. Sejak 1988 Samboja bergabung ke Kabupaten Kutai. Ketika
Kabupaten Kutai dimekarkan pada 1999, kecamatan yang mempunyai Taman
Hutan Raya Bukit Soeharto ini dimasukkan ke Kabupaten Kutai
Kartanegara. Pada 2019 kawasan ini dinominasikan sebagai satu di antara
kandidat ibu kota Negara (IKN) Republik Indonesia pengganti DKI Jakarta.
Presiden Joko Widodo sudah mengunjunginya tanggal 7 Mei lalu.
Awal April 1945 Sekutu berpenetrasi ke Samboja. Ada 14
orang pasukan komando intelijen militer gabungan
Sekutu yang bernama SAD Force
atau Z Force. Mereka masuk melalui Pantai Tanjung Pamedas, sekitar
40 kilometer di utara Balikpapan.
Tentara pengintai dari Australia ini bertemu dengan
dua orang nelayan. Mujur, dua nelayan itu adalah pribumi yang tak suka Jepang.
Rakyat Nusantara memang merasakan merasakan penderitaan pada masa pendudukan
Jepang. Ini tak sesuai dengan janji Jepang di awal kedatangannya yang
menjanjikan kebahagiaan. Rakyat berharap Sekutu dapat menyingkirkan Jepang dari
tanah air. Regu intel itu lalu diarahkan ke Pantai Sigagu. Pertimbangannya,
Sigagu lebih menjauhi pos penjagaan Jepang di Samboja Kuala.
Singkat cerita, Kepala Penjawat Samboja pun membantu
dan memfasilitasi misi rahasia Sekutu ini. Pada masa itu, Kepala Penjawat
merupakan istilah untuk kepala pemerintahan setingkat camat. Bangsawan
Kesultanan Kutai Kertanegara bernama Aji Raden Ariomidjojo yang menjadi Kepala
Penjawat Samboja.
Situasi selanjutnya tidak berjalan lancar. Seorang
warga Samboja berjalan kaki ke Samboja Kuala lalu ke Sungai Seluang Samboja.
Kemudian, ia menumpang mobil menuju markas Kempeitai di Balikpapan. Peristiwa
yang dilihatnya dilaporkan kepada Polisi Militer Jepang. Ternyata, warga yang
dikenal bernama Durahman ini merupakan mata-mata Jepang yang tak disadari
warga.
Alhasil,
pasukan militer Jepang segera dikirimkan ke Samboja. Seluruh daerah Samboja,
Handil, sampai Muara Jawa disusuri. Pasukan Z Force dicari. Dua tentara Australia
tertangkap setelah merusak sarana komunikasi di Sungai Tiram. Tapi, 12 tentara
lainnya tak ditemukan persembunyiannya selama beberapa hari hingga Jepang
menemukan bekas perbekalan Sekutu yang tercecer.
Tembak-menembak terjadi tapi Z Force tak terbekuk
karena terhalang medan jurang. Atas bantuan warga, Sekutu dapat meloloskan diri
sampai kembali ke laut tanggal 20 April 1945. Tiga hari berselang, sebuah
pesawat Catalina Sekutu mendarat di permukaan laut. Catalina mengangkut mereka
kembali ke markas di Pulau Morotai (kini termasuk wilayah Provinsi Maluku Utara).
Jepang kesal. Pelampiasannya pada 10 April 1945.
Kepala Penjawat Samboja beserta Mantri Polisi H. Amir dan Kepala Kampung H.
Arif serta beberapa staf kantor Penjawat ditangkap. Mereka dieksekusi mati.
Jenazah mereka tidak ditemukan hingga sekarang.
Demikianlah genderang perang yang senantiasa meminta
korban. Tak terkecuali itu di kawasan calon ibu kota baru Negara RI.
______
Pembaruan informasi
Tanggal 26 Agustus 2019 Presiden RI Joko Widodo resmi mengumumkan ibu kota baru negara berlokasi di sebagian wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian Kabupaten Kutai Kartanegara. Namun, detail titiknya belum diungkap. Mengacu peta, ada kemungkinan Kecamatan Sepaku dan Samboja.
Penulis: Muhammad Sarip
Artikel lain:
- Asal Usul Tepian Pandan Jadi Tenggarong
- Peluncuran dan Diskusi Buku Dari Jaitan Layar sampai Tepian Pandan Sejarah Tujuh Abad Kerajaan Kutai Kertanegara
- Jejak Kolonial Belanda di Makam Tua Jalan Arjuna Samarinda
- Seminar Nasional Nilai Abdoel Moeis Hassan Layak Jadi Pahlawan Nasional
- 2 Moeis yang Berbeda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar