Sabtu, 05 Oktober 2019

Begini, Kali Pertama HUT TNI di Ibu Kota Kaltim


Tanggal 5 Oktober selalu diperingati sebagai Hari Ulang Tahun Tentara Nasional Indonesia. TNI bermula dari kelahiran Tentara Keamanan Rakyat (TKR)  pada 5 Oktober 1945 yang sebelumnya bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR). Nama TNI digunakan sejak 3 Juni 1947, setelah sempat bernama Tentara Keselamatan Rakyat dan Tentara Republik Indonesia.


Situasi Republik yang masih berperang dengan Belanda menyebabkan nihilnya kesempatan bagi pemerintah untuk memikirkan seremonial peringatan hari jadi angkatan militer. Bahkan, di Kalimantan Timur TNI baru terbentuk pada akhir 1949. Artinya, selama lebih dari empat tahun sejak Proklamasi 1945, Kaltim tidak mempunyai barisan militer resmi dari pihak RI.

Militer yang ada di Samarinda pada masa Revolusi Kemerdekaan 1945–1949 adalah tentara Kerajaan Hindia Belanda, yang populer disebut KNIL. KNIL singkatan dari Koninklijk Nederlands Indisch Leger. Serdadunya sebagian besar dari penduduk Nusantara yang menerima gaji dari Belanda. Ironis karena KNIL pribumi menjadi lawan dari laskar pejuang rakyat pro-kemerdekaan.

Pemerintah RI yang semula membentuk Provinsi Kalimantan tidak kuasa membentuk TNI di Kaltim. Belanda datang Ke Kaltim membonceng sekutu yang melucuti tentara Jepang. Belanda berhasil mendirikan pemerintahan sipil Hindia Belanda (NICA) di Kaltim dengan sokongan penguasa tradisional setempat. Tidak ada tempat untuk tentara Republik di Kaltim.

Meskipun begitu, masih ada kalangan masyarakat Kaltim terkhusus Samarinda yang konsisten mendukung perjuangan RI. Mereka bergerak dalam dua jalur perjuangan yakni gerakan bersenjata dan gerakan diplomasi politik. Gerakan bersenjata terdiri dari Barisan Pemberontakan Rakyat Indonesia (BPRI) dan laskar gerilyawan lainnya. Adapun gerakan diplomasi politik dilakukan oleh Ikatan Nasional Indonesia (INI) Kaltim dan Front Nasional.

INI adalah partai politik lokal di Kaltim yang didirikan oleh masyarakat pro-RI di Balikpapan pada 5 Juni 1946. INI membentuk cabang di daerah-daerah dalam Kaltim. Di Samarinda, Abdoel Moeis Hassan mendirikan INI Cabang Samarinda. Pada 1947 INI berkoalisi dengan 22 organisasi lainnya, membentuk Front Nasional yang tujuannya sama, yakni mendukung Proklamasi RI 1945 dan menentang pemerintahan Belanda.

Hal unik terjadi di Samarinda pada tahun keempat berdirinya TNI. Ketiadaan TNI di ibu kota Kaltim tidak menyurutkan semangat kaum Republiken untuk memperingati hari jadi militer RI. Pada 5 Oktober 1949 pertama kalinya Front Nasional memperingati ulang tahun tentara.

Kala itu, tajuk peringatan adalah Hari Angkatan Perang RI. Lokasi peringatan dipusatkan di Gedung Nasional di Stamboel Straat (kini Jalan Panglima Batur) Samarinda, sebagai markas perjuangan INI dan Front Nasional. Sebagaimana lazimnya kegiatan Front Nasional yang melibatkan massa, perayaan Hari Angkatan Perang diisi dengan orasi oleh Abdoel Moeis Hassan selaku ketua Front Nasional. Moeis bersama kaum Republiken menyuarakan perjuangan masyarakat Kaltim yang mendukung kemerdekaan RI. Hari itu, bendera dwiwarna tampak berkibar di seluruh Kota Samarinda.

Penulis: Muhammad Sarip

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Revitalisasi Pecinan Samarinda