Sabtu, 02 November 2019

Semangat, Mahasiswa Asing Belajar Sejarah Samarinda

Samarinda, SejarahKaltim.com

Empat mahasiswa asing antusias menyimak presentasi tentang sejarah Kota Samarinda yang disampaikan oleh Muhammad Sarip, pemerhati sejarah lokal, di sebuah kantor penerbit buku di ibu kota Kalimantan Timur, Jumat (1/11/2019).


Mahasiswa tersebut dari empat negara yang berbeda. Amonulloi Abdulmanon dari Tajikistan, Dushyant dari India, Hamadou Alioum dari Kamerun, dan Ermioni Vlachidou dari Yunani.

Mereka datang bersama Sukemi, S.Pd. M.Sc. selaku ketua Divisi Pelayanan Mahasiswa Internasional, Beasiswa Luar Negeri & Konsuler UPT Layanan Internasional Universitas Mulawarman. Hadir pula pendamping dari mahasiswa Hubungan Internasional Unmul bernama Rizal.

Kegiatan mereka dalam rangka Program Darmasiswa Republik Indonesia (DRI) kelas Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA). Sebenarnya total ada lima mahasiswa asing yang direncanakan hadir. Namun, seorang mahasiswa yakni Jana Rambova dari Republik Ceko berhalangan hadir karena sakit.

Setelah pemaparan materi secara garis besar, presentasi dilanjutkan dengan dialog. Mahasiswa dari tiga benua ini antusias bertanya. Hamadou dari Kamerun bertanya soal potret tokoh yang terpajang di dinding kantor. Dengan terbata, ia mengeja "Abdoel Moeis Hassan".

Sarip menjelaskan, Abdoel Moeis Hassan merupakan pemimpin perjuangan rakyat Kalimantan Timur melawan kolonialisme. Kini, namanya sedang dalam proses usulan gelar Pahlawan Nasional.


Sementara itu, Ermioni bertanya seputar Etnik Tionghoa dan keturunannya di Samarinda. Ia juga mempertanyakan peran Samarinda terkait pemindahan ibu kota negara Indonesia ke Kaltim. Ditanyakannya pula tentang kasus kerusuhan 1998 di Indonesia yang menimpa etnis Tionghoa, apakah juga terjadi di Samarinda.

Dialog berlangsung serius tapi santai. Sarip malah balik bertanya. Mengapa nama Greece di Indonesia menjadi Yunani. Perempuan 22 tahun itu menjawab, prosesnya panjang. Greece lebih populer sebagai nama internasionalnya, walaupun bukan Greece nama asli versi penduduk negaranya.

Ermioni juga bercerita, ketika tim nasional sepakbola Yunani menjuarai Euro 2004, ia menontonnya di TV. Waktu itu, Yunani adalah tim yang tidak mempunyai reputasi cemerlang di sepakbola, tapi secara mengejutkan tampil di final. Tuan rumah Portugal yang diperkuat Christiano Ronaldo saat itu sangat diunggulkan. Tapi, Negeri Para Dewa Greece yang menjadi juaranya.

Setelah memperoleh informasi dari pertemuan ini, mereka akan membuat karya literasi.

Penulis: Arief Rahman


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Revitalisasi Pecinan Samarinda