Nanda Puspita Sheilla berbicara review buku Histori Kutai |
Sejarawan senior dari BRIN (Badan Riset Inovasi Nasional) Prof Asvi Warman Adam, senator Kaltim Aji Mirni Mawarni, tokoh pemuda Kutai Aji Muhammad Mirza Wardana, dan perwakilan generasi muda Samarinda Nanda Puspita Sheilla tampil bersama membedah buku sejarah di Aula Perpustakaan Kota Samarinda pada Kamis (23/11/2023). Buku yang dibedah berjudul Histori Kutai: Peradaban Nusantara di Timur Kalimantan dari Zaman Mulawarman hingga Era Republik karya Muhammad Sarip.
Diskusi publik dimoderatori oleh Aji Muhammad Mirza Wardana. Ia merupakan Petinggi Pore atau Ketua Sempekat Keroan Kutai. Mirza juga tokoh pemuda Kutai yang pernah menjadi senator DPD (Dewan Perwakilan Daerah) RI periode 2014-2019. Pada prolognya, ia menjelaskan hubungan antara Raja Kutai Kertanegara dengan dinasti Mulawarman.
"Aji Batara Agung Paduka Nira menikah dengan seorang putri keturunan wangsa Mulawarman yang dikenal dengan gelar Putri Bengalon. Dengan terjadinya pernikahan ini, maka sebenarnya ada hubungan kekerabatan antara Kutai dan wangsa Mulawarman," ungkap Mirza.
Senator DPD RI Aji Mirni Mawarni menyampaikan presentasi |
"Dengan kedalaman sejarah Kutai, semoga pemerintah pusat, khususnya di fase pemindahan IKN ini, tak memandang sebelah mata masyarakat Kaltim, khususnya warga Kutai. Insya Allah warga Kutai siap bahu-membahu membangun negeri ini," tandas Aji Mawar.
Prof Asvi Warman Adam berbicara melalui zoom meeting |
Dalam epilognya di buku Histori Kutai, Asvi menyatakan bahwa pandangannya sejalan dengan penulis buku ini dalam uraian tentang empat dari lima periode yang dibahas. Namun, adanya perbedaan pendapat tersebut tidak mengurangi pentingnya isi buku ini.
Acara yang dihadiri oleh para pegiat literasi, guru, mahasiswa, jurnalis, ASN, karyawan swasta, usahawan, dan kerabat Kutai ini melibatkan publik pembaca sebagai satu dari pembicara. Nanda Puspita Sheilla yang pernah membedah buku sejarah lokal berjudul Perang di Samarinda kembali tampil di acara ini.
Muhammad Sarip menjawab pertanyaan audiens |
Nanda yang alumnus Universitas Trisakti Jakarta itu berharap agar warga Kalimantan Timur dapat membaca buku ini.
“Kenapa kita nggak membuat supaya seluruh masyarakat Kalimantan Timur tahu bahwa ada tradisi budaya Kutai. Karena Balikpapan, Samarinda itu kan juga sebenarnya bagian dari Kutai sebelumnya,” kata Nanda.
“Buku yang ditulis oleh Bang Sarip sebagai orang lokal atau dari perspektif lokal. Gimana jika buku ini dibaca oleh orang luar Kutai atau Kaltim? Apakah mereka mau menerima atau merujuknya?” tanya Nanda.
Sarip menjawab bahwa ia optimis buku Histori Kutai akan diterima sebagai referensi publik, baik di Kaltim maupun luar Kalimantan. Yang dilihat publik terutama kaum intelektual itu adalah penggunaan metodenya, bukan siapa penulisnya.
“Ada artikel jurnal saya yang dijadikan referensi utama oleh youtuber Jakarta bernama Aurel Valen untuk membuat konten video Kerajaan Kutai. Dalam waktu tiga bulan penontonnya sudah hampir 800 ribu dan menjadi video sejarah Kutai dengan penonton terbanyak,” ujar sejarawan yang pernah mempresentasikan topik sejarah Kutai di Sekretariat Negara di Jakarta tersebut.
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Samarinda sebagai penyelenggara acara ini berharap kegiatan launching buku Histori Kutai ini dapat meningkatkan literasi dan pengetahuan publik. Sambutan ini disampaikan oleh Sekretaris Dispursip Sugiharto mewakil Kepala Dispursip Erham Yusuf. (AR)
Baca juga:
- Tim Komunikasi Presiden Adakan FGD Sejarah Kutai di Setneg
- Otorita IKN Bahas Kearifan Lokal Kaltim di Jakarta
- Mahasiswa dari Luar Kaltim Belajar Sejarah Kaltim dan IKN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar